4 Dimensi Dalam Islam

4 Dimensi Dalam Islam

Untuk menjalankan ajaran islam dengan baik dan benar, aman, tentram, dan bahagia hal ini mencangkup antara lain:

Dimensi agama islam memiliki 3 bagian yaitu:

1.aqidah :Dimana kita diajarkan keteguhan dan kepastian dalam iman agar tidak ada keraguan.

2.syariat :sebuah ajaran hukum atau peraturan yang mengatur dalam lingkup ajaran islam.

3.akhlak :tingkah laku yang beruapa ajaran islam yaitu etika bagaimana kita memiliki watak yang baik untuk lebih meghormati orang yang lebih tua dari kita.

Untuk itu kita harus mengharagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Sosbud Selengkapnya

Empat Dimensi Islam dalam Pandangan Muhammadiyah; Liputan Ain Nurwindasari

PWMU.CO – Islam dalam pandangan Muhammadiyah itu ada empat dimensi, yaitu akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Prof Dr Biyanto MAg saat menyampaikan materi Puasa dan Tauhid Sosial pada kegiatan Pengajian Ramadhan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB, Jumat (31/03/2023).

“Jadi empat dimensi ajaran Islam itu tidak terpisah, itu tauhid sosialnya dapat juga ya,” terangnya.

Biyanto mengingatkan bahwa seharusnya memang aspek ritual dan sosial seorang Muslim tidak dipisah.

“Ada istilah STMJ, shalat terus maksiat jalan. Saya pernah nulis di Jawa Pos, Ritual yang Terbelah. Ritual itu ya shalat, haji, puasa,” ujarnya.

Ia lantas mengisahkan ada seorang hakim ditangkap oleh KPK, lalu ditanya, uang hasil korupsi untuk apa saja, dijawab sebagian untuk ibadah umroh bersama keluarga

“Umroh itu kan ibadah. Tapi uangnya hasil dari menjarah negara. Maka itu seperti kita mencuci baju memakai air najis, maka baju kita tidak akan suci,” ucapnya.

Sama halnya dengan orang yang korupsi maupun mencuri dalam bentuk lainnya, menurut Biyanto, jika kemudian uangnya itu dibagikan untuk membangun masjid, membangun sekolahan, membantu anak yatim dan kebaikan lainnya, maka hal itu merupakan wujud dari ritual yang terbelah.

Demikian pula, “Banyak Muslim menengah ke atas suka milih, haji plus, haji plus plus, itu untuk menunjukkan kelas sosialnya. Yang reguler kan 40 hari, tapi yang plus kan cuma dua pekan. Ada banyak ritual kita bagaimana ibadah itu tidak sejalan dengan amalan sosialnya,” ungkapnya.

Karena menurut Biyanto, tauhid merupakan dimensi bagaimana seseorang membangun hubungan baik dengan Allah, sementara sosial itu bagaimana kita membangun hubungan baik dengan sesama.

“Agama kita menekankan pentingnya beramal shaleh. Bahkan doktrin Muhammadiyah menekankan betapa pentingnya amal,” ucapnya.

Biyanto menuturkan bahwa hal itu terbukti di dalam al-Qur’an kata ‘amanuu wa ‘amilus shalihah’ selalu terrangkai.

“Supaya kita tidak berhenti di iman, tauhid, tapi tauhid harus berlanjut ke amal sosial,” tuturnya.

Ia lantas mengatakan, “Coba amati hadis nabi,  tidak sempurna iman seseorang jika ia tidak mencintai suadaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Iman lalu amal sholih, itu tauhid sosial,” terangnya.

Hadits lain yang menunjukkan keterkaitan tauhid dengan amal, Biyanto memaparkan, ialah:

وَاللهُ ‌فِي ‌عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Barang siapa yang membantu seseorang ia akan dibantu oleh Allah,” katanya.

Biyanto lantas menjelaskan bahwa indeks kedermawanan negara-negara dunia 2021, Indonesia menjadi negara paling dermawan.

“Indikatornya 3, apakah ada lembaga untuk menyalurkan donasi, apakah ada donasi dalam bentuk uang maupun barang, ketiga apakah donasi itu juga diberikan kepada orang asing,” terangnya.

Selanjutnya Biyanto mengutip al-Maidah ayat 113:

‌مَن ‌قَتَلَ ‌نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا وَمَنۡ أَحۡيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحۡيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعٗاۚ

“Bahwa barang siapa yang membunuh satu jiwa, seakan-akan membunuh seluruh jiwa, Itu kan komitmen nilai-nilai kemanusiaan ya. Jadi islam itu agama yang ada dimensi ketuhanannya ada dimensi sosial kemanusiaannya,” jelasnya.

Karena itu, Biyanto mengingatkan agar seseorang seharusnya tidak memisakan antara akidah dan akhlak.

“Bahkan di surat al-Ma’un soal bagaimana orang yang sholat lalu tidak bisa menangkap makna sholat dianggap sebagai orang yang mendustakan agama,” terangnya.

Biyanto lantas mengutip an-najm ayat 39-42:

وَأَن لَّيۡسَ لِلۡإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ٣٩ وَأَنَّ سَعۡيَهُۥ سَوۡفَ يُرَىٰ ٤٠ ثُمَّ يُجۡزَىٰهُ ٱلۡجَزَآءَ ٱلۡأَوۡفَىٰ ٤١ ‌وَأَنَّ ‌إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلۡمُنتَهَىٰ

“Barang siapa menanam akan memanen,” ucapnya.

Biyanto menjelaskan bahwa beramal memiliki kekuatan yang dahsyat di masa datang.

“Mari kita wujudkan, saya beramal maka saya ada. Banyak orang beramal ribuan tahun lalu, masih kita kenang,” ucapnya.

Ia mencontohkan Nabi Muhammad SAW yang telah meninggal ribuan tahun lalu, namun masih disebut-sebut. Dan menjadi yang pertama dalam 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh dalam sejarah.

“Nabi Isa usianya berapa, 33 tahun. Tapi usia diisi dengan amal yang luar biasa, maka Nabi Isa dikenang sampai kini,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Biyanto menekankan bahwa kualitas manusia tidak ditentukan oleh latar belakang dan apa yang dia miliki melainkan ditentukan oleh amalnya.

“Pak Haedar (Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir) mengajarkan merawat kata, jadi kata itu harus dilanjutkan dengan laku, menjaga satunya kata dengan laku. Kalau katakan tidak pada korupsi ya tidak,” ucapnya.

Biyanto lantas mengingatkan kembali hakikat puasa.

“Puasa itu sangat pribadi, karena itu tidak boleh puasa bermewah mewah, karena puasa itu mengajarkan sederhana, sabar,” tandasnya. (*)Editor Mohammad Nurfatoni

Tahukah anda bahwa jumlah huruf dalam al-Qur’an ada sebanyak 330.733. Dan, ternyata bilangan ini sama dengan 17.040 dikalikan dengan 19. bilangan 19 adalah sama degan jumlah huruf dalam kata Bismillahhirrahmaanirrahiim.Eksistensi al-Qur’an Dalam keberadaanya, al-Qur’an bisa dikatakan kitab yang pasif. Ia tidak bisa menjadi apa-apa seakan hanya kitab bacaan biasa adanya. Kepasifan al-Qur’an akan terjadi selamanya, bilamana kita sendiri pasif dengan keeksistensiannya dan kita pasif dalam menguraikan al-Qur’an, dalam artian kita yang pasif untuk mengkajinya. Selama ini, al-Qur’an juga dikatakan sebagai kitab yang aktif. Ia bisa memberikan berbagai landasan-landasan sebagai dasar sumber adanya ilmu pengetahuan lainnya. Dalam keaktifannya, kita semakin aktif dalam mengupas rahasia-rahasia yang disampaikannya, semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dapat kita temukan.Tidak luput pula, matematika yang memandang al-Qur’an merupakan induk dari disiplin ilmu pengetahuan. Untuk itulah dalam hal ini al-Qur’an, jika dikaji menurut metode matematika akan diperoleh dimensi-dimensi ruang al-Quran. Dimensi-dimensi tersebut, berupa empat dimensi, yakni dimensi Tulisan, dimensi Bacaan, dimensi Makna dan dimensi Fakta. Keempat dimensi tersebut, sebagai satu kesatuan yang harus ada.Sangat perlu sekali, untuk menelusuri keberadaan al-Quran, terlebih khususnya empat dimensi yang ada di dalamnya. Seseorang akan terpecah-pecah pemikirannya, jika hanya mempelajari dan memahami sebagian dari keempat dimensi. Karena keempat tersebut merupakan satu kesatuan kandungan al-Qur’an itu sendiri.

Dimensi ke-4 adalah suatu realitas yang tidak kelihatan dari Roh Kudus yaitu realitas rohani dari iman dan hati. Iman itu ada di dalam hati.

Roma 10:10 "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan"

Hati adalah hal yang berkenaan dengan sesuatu yang kekal, tidak bisa diukur dengan waktu dan tidak terbatas. Dimensi ke-4 terdiri dari 4 hal:

Amsal 23:7 "For as he thinks in his heart, so is he."

Kita akan bergerak ke mana pun pikiran kita mengarahkan kita. Kalau kita terus berpikir bahwa kita adalah orang yang gagal maka kita akan gagal. Kalau kita berpikir bahwa kita adalah "belalang" maka kita tidak akan pernah menjadi pembunuh raksasa.

Kita diperintahkan untuk mengasihi Tuhan dengan "segenap akal budi" kita dengan memikirkan pikiran Tuhan yaitu pikiran-pikiran yang sejalan dengan Firman-Nya, dengan kehendak-Nya. Alkitab mengatakan bahwa kita harus "menjaga hati" dan menjaga bagaimana cara kita berpikir. Kita harus mulai memikirkan pikiran Tuhan mengenai kita.

Lebih dari 322 kali kata "percaya" digunakan dalam Perjanjian Baru. Percaya berarti kita harus membuat suatu keputusan. Dalam Ibrani 11, waktu Musa memutuskan untuk menjadi pembebas Israel, Tuhan menyebut keputusannya tersebut sebagai "iman!"

Percaya itu berarti membuat suatu komitmen untuk berdoa. Hanya saja ada dinding tebal antara percaya dan kebimbangan. Dan cara mendobrak dinding tersebut adalah dengan doa yang sungguh-sungguh.

Yakobus 5:16 Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Waktu Tuhan memberi kita suatu visi (rhema) untuk berhasil dalam kehidupan dan pelayanan ini, kita harus melepas iman kita dengan mendoakannya.

Matius 7:7-8 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

3.  BERMIMPI (MEMVISUALISASIKAN)

Roh Kudus adalah pemberi visi dan impian. Dimensi ke-4 adalah realitas dari visi = impian + imajinasi.

Kejadian 15:1-5 " Kemudian datanglah Firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan: " Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar. Abram menjawab; "Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu. Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku. Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian: Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu. Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfiman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Maka firmanNya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Abraham waktu itu sudah begitu putus asa, jadi Tuhan menolong dia untuk mulai bervisualisasi. Visualisasi adalah suatu aspek yang sangat penting sekali dalam kehidupan!

Ibrani 11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman (kata-kata) Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

Apa pun yang kita visualisasikan dalam alam Roh Kudus akan dilepaskan menjadi kenyataan lewat kata-kata yang keluar dari mulut kita.

Teks ini membahas konsep dunia 4 dimensi dalam fisika dan matematika, yang merujuk pada kombinasi tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu. Konsep ini penting dalam memahami fenomena fisika seperti relativitas dan gravitasi, serta membantu ilmuwan membangun model dan teori tentang alam semesta. Namun, sulit bagi manusia untuk membayangkan bagaimana kehidupan di dunia empat dimensi karena pengalaman kita hanya terbatas pada

DIMENSI PERKEMBANGAN KARAKTER MANUSIA

Karakter manusia dibentuk dari 4 faktor, yaitu: fisik, mental, spiritual dan interaksi sosial. Bentuk tubuh kita adalah bagian kepribadian yang terlihat kasat mata, sikap mental dan pemahaman tentang iman kepercayaan menunjukkan integritas kita yang tersembunyi. Bagaimana kita berinteraksi dan berkomunikasi  menunjukkan persepsi orang lain tentang diri kita. Seseorang dikatakan dewasa jika ke-empat dimensi ini berkembang dengan seimbang. Apakah anda seorang anak kecil dengan tubuh orang dewasa atau benar-benar dewasa jasmani-rohani ?

4 DIMENSI KEPRIBADIAN MANUSIA Andaikan saja anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang sebatang pohon di hutan.

“Apa yang sedang anda kerjakan ?” anda bertanya. “Tidak dapatkah anda melihat ?” demikian jawabnya dengan tidak sabar. “Saya sedang menggeraji pohon ini.” “Anda kelihatan letih !” anda berseru. “Berapa lama anda sudah mengerjakanya ?” “Lebih dari lima jam,” jawabnya, “dan saya lelah! Ini benar-benar kerja keras.” “Nah, mengapa anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah gergaji itu?” anda bertanya. “Saya yakin anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.” “Saya tidak punya waktu untuk mengasah gergaji,” orang itu berkata dengan tegas. “Saya terlalu sibuk menggergaji!”

Dimensi Fisik meliputi pemeliharaan tubuh kita secara efektif. Memakan jenis makanan yang tepat, istirahat teratur, relaksasi yang memadai dan berolahrara. Olaharaga adalah salah satu aktivitas berdampak besar namun kebanyakan dari kita tidak melakukannya secara konsisten karena tidak mendesak. Dan karena kita tidak melakukannya, cepat atau lambat kita akan mendapatkan diri kita berhadapan dengan masalah dan krisis kesehatan yang muncul sebagai akibat wajar dari kelalaian kita.

Kebanyakan dari kita berpikir kita tidak mempunyai cukup waktu untuk berolahraga. Cara berpikir yang sangat keliru! Kita sebenarnya mempunyai waktu untuk tidak berolahraga. Menyempatkan 30 menit sehari untuk melatih tubuh kita sangat-sangat masuk akal. Anda bisa bangun setengah jam lebih pagi untuk berolahraga dulu atau setengah jam setelah pulang kerja untuk melakukan perenggangan dan melatih tubuh kita. 2% waktu yang anda gunakan untuk aktivitas fisik ini akan berpengaruh terhadap 98% waktu anda berikutnya. Pikiran akan terasa jernih, tidak ngantukan dan anda jauh lebih bersemangat dalam segala sesuatunya !

Program olahraga yang baik adalah program yang dapat anda kerjakan di rumah anda sendiri dan membangun tubuh anda pada tiga bidang: daya tahan, kelenturan dan kekuatan.

Daya tahan datang dari kemampuan jantung anda untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung hanya dapat dilatih melalui kelompok otot yang besar, khususnya otot tungkai. Itulah sebabnya olahraga berjalan cepat, berlari, bersepeda dan berenang sangat bermanfaat. Anda dianggap bugar secara minimum jika anda dapat meningkatkan kecepatan denyut jantung anda menjadi sedikitnya 100 denyut/menit dan mempertahankannya selama 30 menit.

Kelenturuan didapt melalui perengangan. Sebelum berolahraga, pemanasan membantu mengendurkan dan menghangatkan otot agar siap untuk latihan yang lebih bersemangat. Sesudahnya, pendinginan membantu menghilangkan asam laktat sehingga anda tidak merasa sakit dan kaku.

Kekuatan diperoleh melalui latihan daya tahan otot. Hampir semua manfaat latihan datang pada bagian yang paling akhir, saat serat otot pecah dan serat saraf merasakan nyeri. Lalu alam mengimbangi secara berelbihan dan dalam 48 jam, serat tersebut dibuat menjadi lebih kuat. Tidak ada penderitaan, tidak ada keuntungan, hukum kuno ini berlaku untuk semua aspek kehidupan kita.

Dimensi spiritual adalah inti anda, pusat anda, tujuan hidup anda, komitmen anda. Dimensi ini memanfaatkan sumber yang mengilhami dan mengangkat semangat anda dan mengikat anda pada kebenaran tanpa batas mengenai semua nilai kemanusiaan.

Martin Luther mengatakan, “Ada begitu banyak yang harus saya kerjakan hari ini sehingga saya akan perlu menyisihkan satu jam lagi untuk berdoa.” Baginya doa bukanlah tugas mekanis, melainkan merupakan sumber kekuatan dalam melepaskan dan melipatgandakan energinya.

Pernah ada orang yang bertanya kepada seorang ahli Zen dari timur, yang memiliki ketenangan dan kedamaian besar tidak peduli tekanan apa pun yang ia hadapi, “Bagaimana anda mempertahankan ketenangan dan kedamaian itu ?” Ia menjawab, “Saya tidak pernah meninggalkan tempat meditasi saya.” Ia bermeditasi pagi-pagi sekali dan sepanjang sisa hari selebihnya, ia membawa kedamaian saat-saat itu bersamanya dalam pikiran dan hatinya.

Gagasannya adalah jika kita meluangkan waktu untuk memanfaatkan pusat kepemimpinan dari kehidupan kita, yang merupakan hal tertinggi dalam hidup, maka pusat itu menaungi seperti payung di atas segalanya yang lain. Ia memperbarui kita, menyegarkan kita, khususnya jika kita memiliki komitmen padanya.

Sebagian besar dari perkembangan mental dan disiplin studi kita berasal dari pendidikan formal. Tapi segera sesudah kita meninggalkan disiplin eksternal sekolah, banyak dari kita membiarkan otak kita terhenti pertumbuhannya. Kita tidak lagi membaca secara serius, kita tidak menjajaki subjek baru secara mendalam di luar bidang pekerjaan kita, kita tidak berpikir analitis, kita tidak menulis, kita tidak kritis atau tidak dengan cara tertentu menguji kemampuan kita. Sebaliknya, kita malah menghabiskan waktu kita menonton TV.

TV adalah pengaruh sosialisasi yang paling kuat. Dan ketika kita menonton, kita menjadi subjek dari semua nilai yang diajarkannya. Ia dapat sangat mempengaruhi kita dengan cara yang sangat samar dan tidak kentara.

Suatu hari, dalam tahun-tahun mendatang, anda akan bergulat dengan godaan besar, atau gemetar di bawah penderitaan besar kehidupan anda. Akan tetapi perjuangan sesungguhnya adalah di sini, sekarang ini. Sekarang sedang diputuskan apakah, pada hari penderitaan atau godaan puncak, anda akan gagal secara menyedihkan atau menang dengan gemilang. Karakter tidak dapat dibentuk selain dengan proses yang tetap, panjang dan berkesinambungan.

Dimensi fisik, mental dan spiritual berhubungan erat dengan visi dan manajemen pribadi, sementara dimensi sosial berpusat pada kepemimpinan, komunikasi dan kerjasama antar pribadi. Dimensi sosial dikembangkan dan diwujudkan dalam hubungan kita dengan orang lain. Ketika kita berinterasi, terjadilah proses saling mempengaruhi dan pertukaran nilai. Kita merasa cocok dengan orang lain karena memiliki nilai-nilai yang sama dengannya. Kita merasa tidak senang dengan seseorang karena nilai-nilai yang kita yakini berbeda atau bertentangan dengannya.

Jika rasa aman atau kebahagiaan kita berasal dari sumber di dalam diri kita sendiri, maka kita memiliki kekuatan untuk bersosialisasi. Jika kita merasa tidak aman secara emosional, walaupun kita mungkin sangat maju secara intelektual, berhubungan dengan orang lain terasa sebagai ancaman besar. Perasaan aman yang benar berasal dari dalam. Ia datang dari paradigma yang akurat dan prinsip yang benar dalam pikiran dan hati kita. Ia datang dari kesesuaian dari dalam ke luar, dari menjalani kehidupan penuh integritas dimana kebiasaan kita sehari-hari mencerminkan nilai-nilai kita yang paling dalam.

Saya percaya bahwa hidup penuh integritas adalah sumber paling mendasar dari harga diri pribadi dan kedamaian pikiran datang ketika kehidupan kita selaras dengan prinsip dan nilai yang benar dan tidak dengan cara lain. Seharusnya, hidup kita sesuai dengan hidup yang diungkapkan oleh George Bernard Shaw,

Saya berpendapat bahwa hidup saya dimiliki oleh seluruh masyarakat dan selama saya hidup hal ini merupakan hak istimewa untuk melakukan apa yang dapat saya lakukan. Saya ingin terpakai secara tuntas ketika saya mati. Karena semakin keras saya bekerja saya pun semakin hidup. Saya gembira akan kehidupan demi kehidupan itu sendiri. Kehidupan bukanlah nyala lilin yang singkat bagi saya. Kehidupan adalah semacam obor yang bagus sekali yang harus saya pegang untuk saat ini dan saya ingin membuatnya terbakar seterang mungkin sebelum menyerahkannya kepada generasi yang akan datang.

KESIMPULAN Pertumbuhan karakter yang seimbang akan memaksimalkan kemampuan kita. Apapun yang anda kerjakan pada satu dimensi akan mempengaruhi empat dimensi lainnya karena mereka berhubungan erat satu dengan lain. Kesehatan fisik anda mempengaruhi kesehatan mental anda, kekuatan spiritual anda akan mempengaruhi kekuatan sosial dan emosional anda. Ketika anda meningkat pada salah satu dimensi, anda juga meningkatkan kemampuan anda pada dimensi-dimensi lainnya.

Proses Pembentukan Karakter Bagaimana sebuah karakter dibentuk ? Pelajari teori Respon - Stimulus ini